Follow instagram

Follow instagram

Rabu, 18 Juni 2014

PSK Dolly Istigasah Agar Tidak Di Tutup

SURABAYA, KOMPAS.com — Warga dan pekerja seks komersial (PSK) di Jarak dan Dolly menggelar tumpengan dan istigasah agar dua lokalisasi prostitusi ini tidak ditutup.

Istigasah dan tumpengan digelar secara lesehan di sepanjang jalan Jarak. Acara doa bersama ini dipimpin oleh Modin (pemimpin doa) setempat.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, suasana haru menyelimuti warga dan PSK yang mengumandangkan shalawat dipimpin seorang modin setempat. Bahkan ada seorang PSK yang tak kuasa menahan air mata saat mengumandangkan shalawat.

Sementara itu, koordinator tim advokasi Front Pekerja Lokalisasi (FPL), Anisa, yang hadir dalam istigasah itu menyatakan bahwa penghuni Dolly dan Jarak adalah pejuang yang bekerja keras demi menafkahi anak-anaknya. Mereka menjadi PSK akibat kebijakan negara yang tidak berpihak kepada perempuan dan warga miskin.

"Perempuan yang setia menafkahi anak-anaknya dinilai hina-dina. Padahal lebih hina koruptor," katanya.

Menurut Anisa, jika lokalisasi Jarak dan Dolly ditutup, maka anak-anak dari penghuninya tak bisa bersekolah.



Dia menilai, deklarasi penutupan Gang Dolly dan Jalan Jarak yang digelar di Islamic Centre tidak memiliki kekuatan hukum. Kata Anisa, tidak ada dalam undang-undang bahwa deklarasi punya kekuatan hukum. "Deklarasi itu hanya kebijakan politik dan karena mereka malu," tegasnya.

Anisa menegaskan, pekerja Dolly dan Jarak pun bisa menggelar deklarasi serupa menolak penutupan lokalisasi prostitusi ini. Kata dia, istigasah dan potong tumpeng ini merupakan bagian dari deklarasi menolak penutupan Gang Dolly dan Jarak.

"Kita ini berjihad di jalan Allah. Tumpeng ini mengandung doa. Bukan hanya selamat atas tuntutan yang tidak benar dari pemerintah," katanya.

Penghuni di Jarak dan Dolly, kata Anisa, bukan merupakan warga bodoh yang mudah dibeli dan dibodohi. "Karenanya, penutupan Jarak dan Dolly harus dilawan," tegasnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar